Jumat, 03 September 2010

Carolina Videliofani, 8 Tahun Hidup Tanpa Senyuman

 
 
Quote:
Kulonprogo – Sungguh malang nasib Carolina Videliofani (8), bocah asal Gunungrejo RT 18 RW 5 Hargorejo Kokap. Sejak usianya baru menginjak satu bulan, putri bungsu pasangan Herlina Rini Ernawati (32) dan Edi Santoso (35) itu mengalami hambatan pertumbuhan. Sementara anak sebayanya sudah mengenyam pendidikan di sekolah dasar, Carolina hingga kini masih terus berada dalam gendongan ibunya.
Pasalnya, sekujur tubuh bocah ini kaku dan tulang punggungnya terus melengkung ke belakang dari hari ke hari. Jangankan bisa duduk sendiri, untuk tidur pun susahnya bukan main. Begitu pula saat hendak buang air besar, tubuh bocah malang ini mengejang dan punggungnya melengkung hingga kepalanya menyentuh pantat. Tangisannya yang memilukan pecah seketika saat itu.
“Saat usianya baru dua minggu, kepalanya tampak membesar. Khawatir gejala hidrosefalus (gangguan aliran cairan di dalam otak) kian parah, Carolina kemudian dioperasi di RS Sardjito Jogja. Sementara hidrosefalusnya sembuh, kondisi fisiknya makin hari terus menurun” terang Herlina dengan mata berkaca-kaca saat ditemui dirumahnya, Jumat (30/7).
Hasil banting tulang Edi Santoso yang bekerja di salah satu dealer motor di Kulonprogo habis untuk biaya terapi yang harus rutin dilakukan dua minggu sekali. Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, sembari merawat Carolina , Herlina pun menyempatkan berwirausaha membuat kue molen untuk disetorkan ke pasar Kokap.
“Uang yang terkumpul habis untuk obat-obatan Carolina yang dalam sebulannya mencapai sekitar satu juta rupiah. Beberapa bantuan yang kami terima dari berbagai donor hanya cukup untuk terapi di pengobatan alternatif. Itu pun belum cukup mengurangi beban kami ” kata Herlina.
Dia menambahkan, salah satu dokter yang pernah mengurus terapi Carolina mengatakan, kesembuhan Carolina tinggal berharap pada operasi transplantasi sumsum tulang belakang. Namun, operasi dengan biaya sangat mahal itu belum ada di Indonesia . Untuk itu, pihak keluarga disarankan untuk mengajukan proposal ke Kementrian Sosial RI .
“Kami sangat berharap agar pembaca yang budiman bersedia meringankan beban putri bungsu kami” pungkasnya.
Berawal dari ngebaca berita ini, Tanggal 17 Agustus kemarin TS mencoba untuk mengunjungi kediaman keluarga tersebut. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam an dari Jogja menuju Wates, ane sampe juga di Pasar Kokap, tempat Mbak Herlina, Ibu dari Adik Carolina V, berjualan pisang molen. Kemudian dengan berjalan kaki, kami bersama-sama menempuh perjalanan sekitar 1km ke rumah beliau.

Dengan rumah sederhana yang lantainya masih berupa semen kasar, disitu mereka tinggal bersama-sama dengan ortunya mbak herlina. Singkat cerita, mbak Herlina pun bercerita soal penyakit yang diderita Carolina. Carolina mengalami gangguan pertumbuhan setelah ia menjalani operasi penanganan Hidrosefalus (kelebihan cairan di otak). Bukannya sembuh, namun kondisinya malah bertambah buruk. Dengan berurai air mata beliau menceritakan tubuh Carolina yang semakin lama menjadi semakin melengkung ke belakang. Bahkan salah satu dokter di Jawa Barat dengan semena-mena mengatakan, kondisi Carolina sudah tidak mungkin lagi untuk ditangani .Berbagai macam terapi sudah dilakukan untuk kesembuhan Carolina. Belum adanya bantuan dari pemerintah setempat serta menumpuknya jumlah hutang yang harus dilunasi, membuat keluarga ini sudah tidak sanggup lagi untuk menutupi biaya pengobatan Carolina.


Ini Foto-fotonya Carolina gan
Spoiler for carolina1:

Spoiler for carolina2:


"Sudah 8 tahun berlalu dan belum pernah sekalipun dalam hidupnya Carolina bisa tersenyum"
-Ibu Herlina


Melalui Thread Ini, Kita Semua Berharap, Dengan Kerendahan & Kemurahan Hati Dari teman teman & donatur Semua,
Kita Dapat Meciptakan Senyum Terindah di Wajah Carolina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar